Bertemu dan
mengenalmu adalah hal yang entah harus kusyukuri atau justru harus kusesali.
Disatu waktu, sosokmu mampu membuatku bahagia. Sosok yang mampu memberi
ketenangan dalam sorot matanya dan sosok yang mampu memberi keteduhan dalam
setiap senyumnya. Dan disatu waktu lainnya, kau adalah sosok yang paling ku benci.
Benci karena perlakuanmu padaku, benci karena sikapmu padaku, dan benci ketika
rasa yang aku punya untukmu justru serendah itu kau jadikan mainan. Dulu kau
sosok yang berhasil membuatku menjatuhkan hati, tapi kini kau adalah sosok yang
paling ingin ku benci.
Dalam hidup,
mungkin memang ada cerita yang belum dimulai tapi sudah ditakdirkan untuk
selesai. Sekejam itu waktu tanpa memberi kesempatan padaku untuk bersamamu
sedikit lebih lama. Atau mungkin waktu yang tidak ingin melihatku merasa sakit
lebih lama sehingga menyelesaikan cerita secepat ini. Entahlah. Dan dalam hidup
mungkin ada beberapa hal yang memang tidak membutuhkan jawaban.
Terlepas dari
hal menyakitkan yang pernah kau lakukan padaku, jika suatu hari kau membaca
tulisan ini, ketahuilah aku tidak menyesal mengenalmu. Aku paham, semua orang
yang hadir dalam hidupku pasti membawa pelajaran masing-masing, lewat cerita
yang membahagiakan atau lewat cerita yang menyakitkan. Dan kau, mengajariku
sesuatu lewat hal yang menyakitkan. Mengenalmu banyak membuatku mengerti
seperti apa cinta dan sayang yang sebenarnya. Tentang penerimaan yang tulus, tentang
cinta yang seharusnya menjaga, tentang cinta yang harus direlakan, dilepas, dan
diikhlaskan.
Melepaskan
selalu tidak sesederhana mengucapkan selamat tinggal. Bohong, jika aku
mengatakan kehilanganmu aku baik-baik saja. Sebab demi apapun, kehilanganmu
berhasil mengambil setengah warasku. Namun, aku pun menyadari dalam hidup ada
hal yang memang tidak bisa dipaksakan, sekuat apapun inginku bersamamu, tetap
tidak akan terwujud jika bukan aku yang menjadi harapmu. Aku tau itu tanpa
perlu kau menjelaskannya.
Aku tidak
menyesal mengenalmu. Sosok yang selalu berhasil membuatku tersenyum tiap kali
melihatmu. Sosok yang optimis dengan mimpi dan impiannya. Sosok bersuara merdu
dengan gitar kesayangannya. Semua itu akan terekam jelas dalam ingatan meskipun
kini kau jauh dalam penglihatan.
Biarlah segala
tentang mu kini hanya akan menjadi kenang. Biarlah jarak yang kini tercipta
antara kita membuat kita kembali menjadi dua orang asing yang tidak saling
mengenal. Biarlah luka yang hadir diujung cerita menjadi pelajaran bagi kita
untuk sama-sama menemukan orang yang tepat. Aku bahagia mengenalmu, meskipun
bahagiaku bukan kamu. Pada akhirnya nanti kita akan sama-sama bahagia di jalan
yang berbeda. Dari sini aku selalu mendoakan agar yang terbaik selalu datang kepadamu.
Terima kasih
sudah hadir dalam perjalanan hidupku. Teruslah berjalan. Kembalilah berlalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar