Lagi-lagi masih
perihal kamu. Sosok yang masih membuat jari-jariku menari membentuk kata demi
kata. Sosok yang masih sama dalam kesederhanaan. Sosok yang masih sama dengan
sikap cueknya. Sosok yang masih sama selalu berhasil membuatku tersenyum. Aku
tidak tahu, apa yang istimewa dari sosok seorang kamu. Sosok yang masih berhasil
mengunci segala perhatianku sejak pertama bertemu.
Semakin lama,
aku semakin terbiasa dengan segala sikap dinginmu. Yang membuat sisi usilku justru
semakin tergelitik untuk terus mengganggumu. Aku ingat sore itu, ketika entah
bagaimana aku terus mengoceh disampingmu tanpa mempedulikan kamu akan terganggu
dengan segala tingkahku. Diam-diam aku melihatmu sesekali menahan senyum sambil
melirik ke arahku. Berbagi tawa denganmu selalu menyenangkan. Berbagi cerita
denganmu seakan membuat semuanya terasa ringan.
Kamu—sosok yang
sangat tertutup. Tidak pernah menceritakan siapa dirimu, tidak mencoba
menunjukan siapa dirimu, tidak membiarkan sembarangan orang mengetahui siapa
kamu. Kamu—masih sama seperti pertama bertemu. Sosok yang keras kepala dan
terkadang sangat menyebalkan. Namun, kamu tetaplah kamu. Sosok yang terus
menggenggam mimpi hingga satu persatu mulai terpenuhi. Entah mengapa, itulah
alasan yang membuat hatiku terpatri pada seorang kamu.
Diam-diam aku tetap
mengagumimu. Mengagumi bagaimana caramu memandang hidup, mengagumi bagaimana
caramu berfikir; meski tidak sedikit pula kita selalu bertengkar karena berbeda
pikiran. Tidak apa-apa rasanya, ketika bertengkar denganmu membuatku semakin paham
tentang kamu.
Diam-diam aku masih
menyukaimu. Menyukai bagaimana caramu tersenyum, menyukai bagaimana caramu
tertawa, menyukai bagaimana caramu bercerita, dan menyukai bagaimana caramu
menatap. Aku menyukai setiap waktu bersamamu. Bahkan disaat tidak sepatah kata pun
keluar dari mulutmu, cukup kamu berada disampingku, itu mampu membuatku merasa
tenang. Aku menyukai saat bersamamu. Memanfaatkan waktu yang tersisa untuk
merekam setiap cerita tentang kamu.
Diam-diam aku
masih memiliki harap yang sama. Melambungkan segala harap agar masih bisa bersamamu
sedikit lebih lama. Diam-diam, aku masih mencintaimu. Dan mereka, tak perlu
tahu.