Senin, 25 Maret 2019

(Masih)


Lagi-lagi masih perihal kamu. Sosok yang masih membuat jari-jariku menari membentuk kata demi kata. Sosok yang masih sama dalam kesederhanaan. Sosok yang masih sama dengan sikap cueknya. Sosok yang masih sama selalu berhasil membuatku tersenyum. Aku tidak tahu, apa yang istimewa dari sosok seorang kamu. Sosok yang masih berhasil mengunci segala perhatianku sejak pertama bertemu.

Semakin lama, aku semakin terbiasa dengan segala sikap dinginmu. Yang membuat sisi usilku justru semakin tergelitik untuk terus mengganggumu. Aku ingat sore itu, ketika entah bagaimana aku terus mengoceh disampingmu tanpa mempedulikan kamu akan terganggu dengan segala tingkahku. Diam-diam aku melihatmu sesekali menahan senyum sambil melirik ke arahku. Berbagi tawa denganmu selalu menyenangkan. Berbagi cerita denganmu seakan membuat semuanya terasa ringan.

Kamu—sosok yang sangat tertutup. Tidak pernah menceritakan siapa dirimu, tidak mencoba menunjukan siapa dirimu, tidak membiarkan sembarangan orang mengetahui siapa kamu. Kamu—masih sama seperti pertama bertemu. Sosok yang keras kepala dan terkadang sangat menyebalkan. Namun, kamu tetaplah kamu. Sosok yang terus menggenggam mimpi hingga satu persatu mulai terpenuhi. Entah mengapa, itulah alasan yang membuat hatiku terpatri pada seorang kamu.

Diam-diam aku tetap mengagumimu. Mengagumi bagaimana caramu memandang hidup, mengagumi bagaimana caramu berfikir; meski tidak sedikit pula kita selalu bertengkar karena berbeda pikiran. Tidak apa-apa rasanya, ketika bertengkar denganmu membuatku semakin paham tentang kamu.

Diam-diam aku masih menyukaimu. Menyukai bagaimana caramu tersenyum, menyukai bagaimana caramu tertawa, menyukai bagaimana caramu bercerita, dan menyukai bagaimana caramu menatap. Aku menyukai setiap waktu bersamamu. Bahkan disaat tidak sepatah kata pun keluar dari mulutmu, cukup kamu berada disampingku, itu mampu membuatku merasa tenang. Aku menyukai saat bersamamu. Memanfaatkan waktu yang tersisa untuk merekam setiap cerita tentang kamu.

Diam-diam aku masih memiliki harap yang sama. Melambungkan segala harap agar masih bisa bersamamu sedikit lebih lama. Diam-diam, aku masih mencintaimu. Dan mereka, tak perlu tahu.