Jobseeker. Pasti yang baru saja
menyandang gelar Freshgraduate atau
yang baru saja menyelesaikan pendidikannya familiar dengan kata itu. Atau
mungkin malah melabeli dirinya sebagai salah satunya. Sama halnya seperti aku
yang melabeli diriku sebagai jobseeker;
para pejuang pencari kerja.
Masih berbekas
rasanya euforia pada saat selesai sidang skripsi, yudisium dan wisuda. Senyum
berkembang terus-menerus, merasa sebagian beban selama masa skripsi dan sidang
terangkat sudah. Membayangkan akan segera memasuki dunia kerja. Ngelamar kerja
– test kerja – Interview – psikotest – diterima kerja dibidang yang diminati –
gajian – bisa ngasih orang tua – bisa beli ini itu sendiri – nabung – lanjut
S-2. Itulah bayangan yang terlintas dipikiran sejak setelah hari kelulusan. Dan
aku lupa bahwa realita sering berbanding terbalik dengan apa yang menjadi
bayangan. Atau mungkin, dalam pikiran kebanyakan orangpun sama, “S-1 gampang cari kerja.” Lagi-lagi
mereka lupa bahwa realita tak seindah jalan cerita di FTV. Karena nyatanya segala
macam emosi bermain dalam perjalanan mencari kerja. Ah, kalianpun pasti
merasakannya, kita sama!
Dalam perjalanan
perjobseekeran ini sebagai freshgraduate, sulit rasanya mencari
perusahaan yang menerima freshgraduate
tanpa pengalaman. Kendala yang pertama dirasa adalah pengalaman kerja yang
dikualifikasikan perusahaan minimal 2 tahun. Meskipun ada yang minimal
pengalaman 1 tahun, namun merekapun tetap mencari dan mengutamakan pegawai yang
sudah berpengalaman. Selain itu, kadang kala yang menjadi kendala selanjutnya
adalah kemampuan bahasa inggris yang sangat pas-pasan. Apalagi saat ini banyak
perusahaan yang sudah mengharuskan TOEFL sebagai salah satu kualifikasi
persyaratannya dan tentunya harus aktif berbahasa inggris baik lisan maupun
tulisan. Akhirnya, dari yang awalnya ingin kerja sesuai jurusan akhirnya
berpikir realistis dan “kerja apa aja deh
yang penting gue bisa dapet kerja.”
Kesempatan. Ada
hal di dunia ini yang ga akan bisa terulang, yaitu waktu dan kesempatan. Namun
kadang, meski sudah mengetahui konsep ini kita kadang masih saja terkesan
melewatkan kesempatan itu, padahal tau itu nggak akan bisa terulang lagi.
Misalnya dapat panggilan interview di perusahaan bagus dan dengan posisi yang
sesuai keinginan, namun kita kurang mempersiapkan diri dan akhirnya hasil tak
sesuai harapan. Padahal, kalau aja kita bisa lebih memanfaatkan waktu dan
kesempatan untuk lebih mempersiapkan diri, sekecil apapun kesempatan itu
mungkin hasil yang lebih baik masih bisa menjadi peluang. Kadang juga, dapat pekerjaan
namun kita merasa kurang sreg, entah
dari jobdesknya, suasananya, atau
apalah faktor lainnya yang akhirnya kita tidak mengambil pekerjaan itu. Tidak
harus disesali memang karena waktu tidak akan bisa berputar balik ke belakang,
cukup dijadikan pelajaran dan memperbaiki kesalahan-kesalahan agar bisa menjadi
cambuk untuk lebih baik lagi ke depannya.
Setiap orang
mempunyai fase kehidupannya masing-masing. Setiap orang juga akan berlomba
dengan waktunya masing-masing. Semua mempunyai jalannya sendiri untuk sampai
diwaktu yang memang untuknya. Ada yang waktunya cepat, ada juga yang memang
memerlukan waktu dan kesabaran sedikit lebih. Bagi yang sudah mendapatkan
kerja, bersyukurlah. Jangan sering update
status capek karena mengeluh bekerja. Ingat lagi gimana capekmu sebelum kamu
mendapatkan pekerjaan itu. Ingat teman-temanmu yang belum menemukan jalan
sebaik kamu, yang masih harus berusaha lebih keras untuk ada di posisi itu.
Lebih baik capek bekerja daripada capek mencari pekerjaan, iya kan ?
Dan bagi yang
belum mendapatkan pekerjaan, tenang, kamu nggak sendirian. Sabar, setiap orang
diciptakan dengan waktunya masing-masing dan rezekinya masing-masing dan itu
mutlak ketentuan Allah. Akan tiba juga waktumu nanti, asal kita tetap percaya
pada rencana-Nya, tidak putus berdoa, mendekatkan diri pada-Nya, lakukan yang
orang biasa tidak lakukan misalnya sholat dhuha, tahajud, dan hajat, dan jangan
pernah berhenti mencoba. Sambil menunggu panggilan, sebaiknya diisi dengan mempersiapkan diri untuk test-test selanjutnya jika nanti ada panggilan. Mencoba mengingat kembali kesalahan apa yang terjadi saat test sebelumnya yang mungkin membuat kita gagal pada test tersebut dan belajar untuk memperbaikinya. Pelajari kembali materi-materi perkuliahan yang mungkin sempat lupa untuk persiapan saat interview. Atau untuk mengisi waktu sambil menunggu panggilan, jika punya kendala di bahasa inggris, mungkin bisa memanfaatkan waktu dengan mengikuti kursus conversation atau TOEFL. Kita tidak tau doa keberapa yang akan menembus langit,
sama halnya kita tidak akan tau usaha keberapa yang akan berhasil, dua-duanya
sama; perbanyaklah. Yakin, bahwa rezeki tidak akan pernah tertukar apalagi
salah alamat. Yang memang untukmu tidak akan menjadi milik orang lain.
Begitupun dengan yang bukan menjadi milikmu, ibarat sudah masuk mulutpun pasti
akan termuntahkan lagi. Kita tidak tau rezeki kita ada dimana, namun rezeki tau
kita ada dimana. Capek boleh, nyerah jangan. Sedih boleh, berhenti jangan.
Bismillah, Allahumma yassir wala tu’assir.