Kamis, 27 Juni 2019

Sebuah Kesalahan


Ada yang hingga kini tak mampu terucap melalui lisan. Memilih untuk terus bungkam meski pedih harus dirasakan perlahan. Berusaha tetap menampilkan senyum, ketika tangis siap pecah kapanpun. Mencintaimu dalam diam, memang tidak pernah semenyenangkan yang diharapkan.

Bagaimana jika orang yang menjadi alasanmu bertahan sekaligus orang yang menjadi alasanmu untuk pergi melangkahkan kaki? Aku tidak pernah menyangka kamu akan menjadi keduanya, orang yang membuatku tertawa sekaligus yang mampu membuatku meneteskan air mata.

Sejak awal, aku berusaha untuk menjadi ada di matamu. Mencoba menjadi pendengar dari cerita-ceritamu, mencoba menjadi penyemangatmu untuk mewujudkan mimpi dan langkah-langkahmu, mencoba selalu ada di sisi ketika badai menghantam hari baikmu, mencoba mengikuti apa maumu.

Hari lalu, semuanya terasa baik-baik saja. Saat kamu masih menginginkanku ada di sisi, menemani harimu yang penat, berbagi tawa dan cerita mengenai apapun. Hari lalu, kamu masih memintaku untuk bertahan ada di sini.

Hari lalu sudah berlalu. Kamu yang hadir kini seakan bukan lagi kamu di hari lalu, berganti dengan kamu yang tak segan melakukan hal yang menyakitiku secara perlahan. Tanpa sebab kamu memintaku untuk tak lagi berada di sisimu. Tanpa alasan kamu memintaku untuk pergi menjauhimu. Tanpa perasaan kamu membandingkan aku dengan seseorang yang katamu lebih baik dariku. Tak ada kata lagi yang bisa terucap dari mulutku. Yang terasa hanya perih di hati yang akan mengiringi ku pergi.

Aku paham, sejak awal bukan akulah yang menjadi harapmu. Bukan aku yang menjadi inginmu. Dan bukan aku yang selalu menjadi adamu. Aku terlalu buta hingga tak menyadari kamu yang sejak awal ingin berlari. Aku terlalu naif, untuk mengakui bahwa cerita aku dan kamu tidak pernah ada. Aku terlalu bodoh bertahan pada seseorang yang tak pernah menginginkan hadirku.

Aku menyerah. Aku berhenti cukup sampai di sini. Tidak akan ada lagi aku yang selalu mencarimu. Tidak akan ada lagi aku yang mengusik hari-harimu, tidak akan ada lagi aku yang berusaha ada di matamu. Kututup cerita bersamamu hanya sampai di sini. Aku pergi, agar kamu tak perlu merasa terganggu.

Dan kini aku pun sadar, mencintai seorang kamu adalah sebuah kesalahan.