Apa yang
menyakitkan dalam sebuah hubungan? Iya, jarak. Entah itu ketika jarak dalam
arti yang sebenarnya atau bukan. Namun, benar kata orang. Jarak terjauh dalam
sebuah hubungan bukanlah jarak perbedaan kota atau Negara, melainkan jarak
perbedaan keyakinan dan tempat ibadah. Perbedaan yang tak bisa lagi dilalui,
perbedaan yang tak mungkin bisa di tembus. Sebesar apapun harapku, tetap bukan
aku yang menjadi jalanmu. Antara aku dan kamu yang tak bisa berjalan
kemana-mana meskipun berada dalam rasa yang sama.
Sejak awal, kita
hadir dalam sekat masing-masing. Sekat yang berdiri kokoh, sakral, tanpa bisa
di bantah. Sekat yang membuat kita tetap berada pada garis batas yang jelas dan
lingkaran masing-masing tanpa bisa melewatinya. Sejak awal kita tahu itu.
Kata orang kita
berbeda. Kata orang kita tidak sama. Kata orang itu akan percuma. Kata orang
kita tidak pantas berdekekatan hingga rasa itu kian tumbuh. Sejak awal, aku
menyadari itu. Ketika aku dan kamu hadir dalam rasa yang sama. Ketika aku dan
kamu terlahir dalam segala perbedaan. Ketika aku dan kamu tidak akan menjadi
utuh. Ketika aku dan kamu jauh dari kata satu.
Mengapa Tuhan
hanya mempertemukan tanpa berniat menyatukan? Mengapa dalam urusan hati kita
tidak tahu pada siapa akan menjatuhkan hati? Kadang, pertanyaan itu menyelinap
di sela usahaku melupakanmu. Aku mencintaimu tanpa rencana. Aku menyayangimu tanpa
alasan.
Melalui kamu,
Tuhan mengajari arti mencintai. Tidak lagi perihal memiliki, namun keikhlasan
saling menemani meski kelak saling melangkah di jalan yang berbeda. Melalui
kamu, Tuhan mengajariku tentang cinta, bukan hanya perihal dalam rasa yang
sama, namun menemukan dan ditemukan oleh orang yang tepat dan menghentikan
pencarian. Melalui kamu, Tuhan membuatku paham bahwa bahagia tidak harus
bersama.
Namun, cinta
tetaplah cinta meski hadir dalam dua jiwa yang berbeda tempat ibadah. Karena
sebaik-baiknya cinta adalah menguatkan meski pada akhirnya harus melepaskan.
Pada akhirnya kita akan berjalan pada garis masing-masing. Pada akhirnya kita
akan menemukan satu; dia yang akan menetap dan menghentikan pencarian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar