Selasa, 13 November 2018

Papa

Papa. Satu kata beribu makna. Satu sosok dengan kasih sayang yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata. Seseorang yang banyak mengajariku tentang arti kehidupan. Jika aku di tanya siapa sosok laki-laki  yang paling aku sayang, dengan lantang aku akan menjawab; Papa, Malaikat Pelindungku.

Papa bukanlah tipe ayah yang romantis. Dibalik kecuekannya, ia peduli. Sosok yang selalu aku cari dalam bagaimanapun keadaanku, sekaligus sosok yang selalu siap menangkapku di saat aku sudah tidak mampu berdiri. Sosok yang rela melakukan dan mengorbankan apapun agar aku bisa berdiri di titik ini. Sosok yang selalu percaya pada setiap mimpi, cita dan harapanku. Sosok yang membuatku berjanji pada diri sendiri untuk tidak sekali pun mengecewakannya.

Hidup tidak selalu berjalan mudah. Jatuh bangun harus kulalui. Tangis, kecewa, kegagalan harus kuhadapi. Namun, dalam sekacau apapun keadaanku, papa selalu ada di sampingku, meyakinkanku untuk tidak menyerah, menguatkanku untuk tidak melemah. Papa; orang yang selalu membuatku mengambil pilihan maju, ketika keadaan memaksa ku untuk mundur.

Hari berlalu. Berkat perjuangan dan pengorbananmu, putri kecilmu kini sudah dewasa. Memasuki hidup yang sesungguhnya, menjalani kehidupan yang sebenarnya. Kesabaranmu menuntunku untuk tidak menyerah, percayamu membuatku mampu membuktikan bahwa aku bisa. Dalam jauh ataupun dekat, doamu tak pernah lepas menjagaku. Dalam setiap langkah kakiku, doamu selalu bersamaku.

Terbayang memori sewaktu kecil. Saat engkau mengantarku ke sekolah dengan menggunakan sepeda. Saat itu, aku bisa menghabiskan waktu lebih lama denganmu. Ketika kesibukanku belum menjadi alasan dari sulitnya bertemu. Terbayang saat setiap malam kita selalu berdiskusi tentang banyak hal; hukum dan politik adalah topik favoritmu. Namun kini, untuk sekedar bertukar cerita saja terasa sulit. Aku rindu saat masih bisa menghabiskan banyak waktu denganmu.

Papa, putri kecilmu kini sudah dewasa. Namun, itu tidak berarti membuatku kehilanganmu, karena bagaimanapun keadaanku, kau selalu ada di belakangku. Mendampingi, menemani, dan melindungi. Papa, betapa bersyukurnya aku menjadi putrimu. Meski melewati masa kecil yang berat, namun kini berhasil menjadikanku pribadi yang kuat. Papa, terima kasih untuk cinta yang tak pernah habis. Untuk pengorbanan yang mungkin takkan bisa kubalas dengan apapun.

Doaku hanya satu, semoga dalam perjalanan hidupku, tidak sekalipun aku membuatmu kecewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar