Papa. Satu kata
beribu makna. Satu sosok dengan kasih sayang yang tak bisa aku ungkapkan dengan
kata. Seseorang yang banyak mengajariku tentang arti kehidupan. Jika aku di tanya
siapa sosok laki-laki yang paling aku
sayang, dengan lantang aku akan menjawab; Papa, Malaikat Pelindungku.
Papa bukanlah
tipe ayah yang romantis. Dibalik kecuekannya, ia peduli. Sosok yang selalu aku
cari dalam bagaimanapun keadaanku, sekaligus sosok yang selalu siap menangkapku
di saat aku sudah tidak mampu berdiri. Sosok yang rela melakukan dan
mengorbankan apapun agar aku bisa berdiri di titik ini. Sosok yang selalu
percaya pada setiap mimpi, cita dan harapanku. Sosok yang membuatku berjanji
pada diri sendiri untuk tidak sekali pun mengecewakannya.
Hidup tidak
selalu berjalan mudah. Jatuh bangun harus kulalui. Tangis, kecewa, kegagalan
harus kuhadapi. Namun, dalam sekacau apapun keadaanku, papa selalu ada di
sampingku, meyakinkanku untuk tidak menyerah, menguatkanku untuk tidak melemah.
Papa; orang yang selalu membuatku mengambil pilihan maju, ketika keadaan
memaksa ku untuk mundur.
Hari berlalu.
Berkat perjuangan dan pengorbananmu, putri kecilmu kini sudah dewasa. Memasuki
hidup yang sesungguhnya, menjalani kehidupan yang sebenarnya. Kesabaranmu
menuntunku untuk tidak menyerah, percayamu membuatku mampu membuktikan bahwa
aku bisa. Dalam jauh ataupun dekat, doamu tak pernah lepas menjagaku. Dalam
setiap langkah kakiku, doamu selalu bersamaku.
Terbayang memori
sewaktu kecil. Saat engkau mengantarku ke sekolah dengan menggunakan sepeda.
Saat itu, aku bisa menghabiskan waktu lebih lama denganmu. Ketika kesibukanku belum
menjadi alasan dari sulitnya bertemu. Terbayang saat setiap malam kita selalu
berdiskusi tentang banyak hal; hukum dan politik adalah topik favoritmu. Namun
kini, untuk sekedar bertukar cerita saja terasa sulit. Aku rindu saat masih
bisa menghabiskan banyak waktu denganmu.
Papa, putri
kecilmu kini sudah dewasa. Namun, itu tidak berarti membuatku kehilanganmu,
karena bagaimanapun keadaanku, kau selalu ada di belakangku. Mendampingi,
menemani, dan melindungi. Papa, betapa bersyukurnya aku menjadi putrimu. Meski
melewati masa kecil yang berat, namun kini berhasil menjadikanku pribadi yang
kuat. Papa, terima kasih untuk cinta yang tak pernah habis. Untuk pengorbanan
yang mungkin takkan bisa kubalas dengan apapun.
Doaku hanya
satu, semoga dalam perjalanan hidupku, tidak sekalipun aku membuatmu kecewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar